KomboAgari – Gareth Southgate akhirnya berbicara tentang kehidupannya setelah tidak lagi melatih tim nasional Inggris. Ia mundur dari jabatannya usai kekalahan menyakitkan dari Spanyol di final Euro 2024.
“Baca Juga: Pacquiao Kembali! Siap Tantang Mario Barrios Juli 2025“
Selama lebih dari tujuh tahun, Southgate sukses membawa Inggris ke dua final Euro dan satu semifinal Piala Dunia. Namun, di balik pencapaian tersebut, ia menyimpan beban besar sebagai pemimpin tim nasional.
Kini, di usianya yang ke-54 dan setelah menerima gelar kebangsawanan, Southgate mengaku sangat lega. Ia menyebut kini bisa menikmati pertandingan dari sofa tanpa tekanan publik dan keputusan sulit di pinggir lapangan.
Kini Jadi Penonton, Southgate Tak Lagi Ingin Kembali
Dalam wawancara bersama BBC Sport, Southgate menyampaikan bahwa menyaksikan Timnas Inggris dari layar kaca terasa cukup aneh. Meski begitu, ia merasa sangat nyaman menjalani peran barunya sebagai penonton.
“Saya rasa penting untuk duduk di sofa dan tidak menghalangi langkah mereka,” ujar Southgate.
“Tim ini sekarang milik mereka sepenuhnya. Saya harus memberi ruang sebanyak mungkin,” tambahnya.
Keputusan mundur bukan hanya karena hasil Euro 2024. Southgate mengaku ingin melepaskan diri dari tekanan harian yang terus membayangi hidupnya selama menjadi pelatih.
Tekanan Berat Mengiringi Jabatan Southgate
Southgate menjelaskan bahwa menjadi pelatih Inggris adalah pekerjaan yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Bahkan setelah pensiun, ia baru benar-benar menyadari besarnya tekanan yang ia hadapi selama bertahun-tahun.
“Setiap jam saya dipenuhi pikiran soal bagaimana membuat Inggris lebih baik. Saya terus memikirkan para pemain dan strategi,” jelasnya.
Menurut Southgate, tekanan semacam itu pasti dirasakan oleh semua pelatih tim nasional papan atas, termasuk Inggris.
Soal Kritik Tuchel: Southgate Enggan Menanggapi
Setelah kepergian Southgate, posisi pelatih sempat dipegang sementara oleh Lee Carsley. Tak lama kemudian, Thomas Tuchel ditunjuk sebagai pelatih tetap.
Tuchel berhasil mencatat tiga kemenangan di laga kualifikasi Piala Dunia. Namun, ia juga melontarkan kritik terhadap era Southgate, menyebut Inggris lebih takut kalah daripada bersemangat untuk menang di Euro 2024.
Saat ditanya soal kritik tersebut, Southgate memilih untuk tidak terpancing. “Itu bukan urusan saya lagi,” jawabnya singkat.
Ia menegaskan bahwa masa baktinya telah selesai. “Saya punya pengalaman luar biasa memimpin negara ini. Sekarang giliran mereka membawa Inggris ke arah yang baru,” pungkasnya.